Seksio Seserea dan Tubektomi dengan Regional Anesthesia Subarachnoidal Block pada Multigravida Preterm dengan Preeklamsia Berat, Sindrom HELLP, dan Obesitas

  • RTH Supraptomo Faculty of Medicine Universitas Sebelas Maret Surakarta
Keywords: Preeklamsia berat, Sindrom HELLP, obesitas, seksio sesarea, anestesi regional blok subaraknoid

Abstract

Preeklamsia berat (PEB) serta sindrom hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets (HELLP) merupakan komplikasi yang bersifat fatal pada ibu hamil, dimana kondisi ini juga dapat mengancam kondisi janin. Seksio sesarea merupakan tindakan yang dipilih pada pasien dengan kondisi tersebut. Manajemen anestesi yang baik dapat menurunkan risiko komplikasi pasca persalinan pada pasien. Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas mengenai manajemen anestesi pada pasien multigravida preterm dengan PEB, sindrom HELLP, dan obesitas. Seorang wanita, 48 tahun G4P2A1, usia kehamilan preterm, dengan PEB, sindrom HELLP, dan obesitas kelas II, status fisik ASA II direncanakan untuk dilakukan sectio caesarea transperitoneal profunda (SCTP) dan metode operasi wanita (MOW). Teknik regional anesthesia subarachnoidal block (RASAB) dengan menggunakan kombinasi levobupivakain dan fentanil diberikan pada pasien. Manajemen pasca operasi tidak didapatkan adanya komplikasi pada pasien. Teknik anestesi RASAB aman diberikan kepada pasien hamil dengan komplikasi multipel dimana teknik ini juga mengurangi rasa nyeri pasca pembedahan dengan baik

Downloads

Download data is not yet available.

References

POGI. Diagnosis dan Tata Laksana Pre-eklamsia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Jakarta. 2016

Karrar SA, Hong PL. Preeclampsia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570611/

Leveno KJ, Spong CY, Dashe JS, Casey BM, Hoffman BL, Cunningham FG, et al. William Obstetrics 25th edition. McGraw Hill. 2018.

National Institute for ealth and Clinical Excellence (NICE). Hypertensionin pregnancy: the management of hypertensive disorder during pregnancy. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. London.2011

Practice Guidelines for Obstetric Anesthesia (PGOA): An updated report by the American Society of Anesthesiologists Task Force on Obstetric Anesthesia and the Society for Obstetric Anesthesia and Perinatology. Anesthesiology 2016; 124(2):270–300.

Amorim MMR, Souza ASR, Katz L. Planned caesarean section versus planned vaginal birth for severe pre-eclampsia. Cochrane Database Syst Rev. 2017;10(10): CD009430

Sulistyawan V, Isngadi, Laksono RM. Perbandingan outcome teknik spinal anestesi dosis rendah dibandingkan dosis biasa pada seksio sesaria darurat di rumah sakit dr.saiful anwar. Malang. JAP. 2020; 1(2): 3–10.

Setiawan YB, Sarosa P, Untung W. Perbandingan efek penambahan antara klonidin (50 µg) dan fentanil (25 µg) sebagai adjuvan bupivacain hiperbarik 0.5% 12,5 mg intrathekal sebagai anestesi spinal. Yogakarta: JKA. 2015; 2(3).

Singh Bajwa SJ 1, Kaur J. Clinical profile of levobupivakain in regional anesthesia: A systematic review. J Anaesthesiol Clin Pharmacol. 2013; 29(4): 530-9. Tersededia dari:http://www.joacp.org/text.asp?2013/29/4/530/119172

Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan and Mikhail’s Clinical Anesthesiology. In: Clinical Anesthesiology. 2018.

Bidikar M, Mudakanagoudar M, Santhosh MCB. Comparison of intrathecal levobupivakain and levobupivakain plus fentanil for cesarean section. Anesth Essays Res. 2017;11(2):495. Tersedia dari: http://www.aeronline.org/text.asp?2017/11/2/495/206261

Kashani I, Gilani MT, Keshtan FG, Sedaghat A. Low-Dose bupivakain versus high-dose bupivakain along with fentanil for spinalaAnesthesia in opioid-dependent mothers. Int J High Risk Behav Addict 2018; 7(3): e67694. Tersedia dari: https://sites.kowsarpub.com/ijhrba/articles/67694.html

CROSSMARK
Published
2023-07-24
DIMENSIONS
Section
Case Report